Sukseskah Pendidikan Saat ini ?




Potret Pendidikan Masa Kini
Pendidikan ialah suatu kewajiban manusia yang tak bisa dilepaskan dalam proses hidup manusia, pendidikan bagaikan sebuah lampu dalam kegelapan. Mengapa dikatakan seperti itu?, karena manusia tanpa pendidikan itu bagaikan hidup dalam kegelapan (tidak tahu apa-apa) maka dari itu manusia membutuhkan lampu untuk menerangi dirinya.
Pendidikan sejak lahir juga sudah diberikan, baik itu dari orang tua atau dari orang sekitarnya. Seorang bayi yang lahir itu bagaikan kertas polos bewarna putih bening yang tak ada goresan tinta sedikitpun, jika bayi tersebut diajarkan yang baik maka ia akan menjadi baik pula. Ketika mulai tumbuh remaja ia akan memiliki rasa penasaran yang tinggi, ia mulai mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Nah peran pendidikan diusia remaja ini bisa dilihat dari tingkah lakunya (baik atau buruk tingkah lakunya). Menurut terori Behavioristik bahwa pendidikan tingkah laku (kebiasaan) sangatlah menentukan kehidupan manusia kedepannya.
Seorang yang sudah menginjak usia dewasa biasanya mulai mencari jati dirinya dan seorang akan mudah menjalani hidupnya. Apabila ia sudah menerima pendidikan yang positif sejak lahir, walaupun lingkunga yang dia tempati tidak sehat atau bisa dikatakan lingkungan negatif.  Namun dia akan tetap bisa memegang prinsip hidupnya dan akan lebih mudah dia menolak pengaruh lingkungan yang negative tersebut.
Dan saat ini, pendidikan masa belum atau bahkan tidak bisa dikatakan sukses 100 persen, mengapa demikian?
1.      Seorang hanya belajar secara formal, kurangnya pendidikan non-formal seperti pendidikan rohani (keagaaman). Padahal sebenarnya pendidikan formal saja tidak cukup untuk membentuk karakter seseorang, dia butuh kerohanian untuk mengajarkan tingkah laku dan mengajarkan mana yang baik atau tidak baik. Jadi bisa dikatakan harus seimbang keduanya.
2.      Orang tua yang terlalu memanjakan anaknya, sudah banyak kasus orang tua yang tidak terima anaknya diberi peringatan oleh gurunya, berkaca pada kasus di Sidoarjo yang menimpa Samhudi pada 2016 silam, dia dilaporkan oleh orang tua murid yang tidak terima anaknya dicubit karena tidak mengikuti sholat duha, Samhudi dipidana selama 6 bulan. Tidak hanya pada tahun 2016, seiring berjalannya waktu terus bermunculan kasus-kasus yang serupa hingga saat ini. Hal ini seakan lumrah dilakukan dan bukan lagi hal yang tabu. Hampir setiap tahunnya selalu bermunculan kasus yang serupa di berbagai penjuru kota yang ada di Indonesia.
3.      Banyaknya siswa yang berani kepada gurunya, kurangnya tata karma atau etika yang menyebabkan hal ini terjadi. Guru yang seharusnya dihormati dan disegani, kini dianggap remeh. Masih hangat diperbincangkan, dalam beberapa bulan kemarin sempat ada kasus yang menimpa seorang guru di Sampang, Madura. Beliau adalah Ahmad Budi Cahyanto seorang guru seni rupa di SMAN 1 Torjun. Hal ini bermula saat beliau menegur HL (seorang siswa) yang mengganggu temannya, namun teguran tersebut seakan akan hanya angin lewat saja, siswa tersebut tak menggubris peringatan atau teguran dari sang guru. Lalu guru tersebut geram dan menyoret pipi HL, namun sangat disayangkan bahwa HL bukannya diam namun dia menganiaya gurunya tersebut yang menyebabkan gurunya meninggal dunia, sekarang HL divonis 6 tahun penjara. Dari kasus ini saja sangat jelas begitu kurangnya moral siswa yang dimana seharusnya seorang siswa menghormati gurunya, namun mengapa saat diperingatkan malah menganiaya dan justru disini mengakibatkan suatu hal yang sangat fatal.
4.      Banyak siswa yang yang tak bisa mengendalikan dirinya, menurut teori Humanistik bahwa bisa dikatakan berhasil jika seorang siswa tersebut mampu memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Banyak siswa yang mudah terpengaruh hal baru yang bersifat negatif hingga dia tidak mampu mengendalikan dirinya
Dan sangat disayangkan, pendidikan masa kini sudah banyak berubah, globalisasi dan kemajuan zamanlah yang merubah pendidikan dulu dan sekarang. Ketika manusia tidak dapat mengendalikan dirinya, maka dia akan terjerumus dalam gelapnya dunia. Seharusnya manusia dapat mengenali dirinya dan lingkungannya, dan manusia harusnya mampu menjalani atau menghendaki dimana dia berada, dia sebagai apa, dia seharusnya bagaimana, dan apa yang baik untuk kedepannya.

Komentar